Jumat, 24 Juni 2016

PERBEDAAN ZAKAT, INFAQ DAN SEDEKAH



PERBEDAAN ZAKAT, INFAQ DAN SEDEKAH
Makalah ini disusun guna untu memenuhi tugas Mata Kuliah Fiqih Zakat
Dosen Pengampu :
1.      Siti Zulaikha, S.Ag, MH
2.      Sakirman, SHI, MSI







Di susun Oleh :
1.      Aan Fergian                 (141256710)
2.      Arif Zulbahri               (141258710)
3.      Indri Setiarini              (1412
4.      M. Marzuki Ali            (1412

PROGRAM STUDI STARATA SATU PERBANKAN SYARIAH
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
JURAI SIWO METRO – LAMPUNG
TAHUN 1436 H/2016 M

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya lah makalah ini dapat selesai pada tepat waktunya. Makalah ini penulis buat sebagai tugas makalah pada mata kuliah Fiqih Zakat. Salawat serta salam tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang menjadi tauladan bagi kita semua. Dalam pembahasan ini penulis fokus menelaah tentang “ Perbedaan Zakat Infak dan Shadakah” sebagai bantuan para pembaca untuk memudahkan melihat sumber informasi yang dibutuhkan.
Dalam pembahasan ini penulis tidak secara langsung meneliti materi ini, tetapi mendapat pengetahuan dari buku, artikel-artikel, dan internet. Maka dari itu, apa yang penulis sajikan ini dapat diterima atau dipahami oleh pembaca, karena penulis merasa isi dari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah yang akan datang

Metro, 16 Maret 2016

  Penyusun








DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................      i
KATA PENGANTAR.........................................................................      ii
DAFTAR ISI.........................................................................................      iii
BAB I  PENDAHULUAN                                                       
A.    Latar Belakang ...........................................................................       1
B.     Rumusan masalah .......................................................................       2
C.     Tujuan..........................................................................................      2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Zakat Infaq dan Shadaqah........................................      3
B.     Perbedaan Zakat Infaq dan Shadaqah .......................................      5
C.     Manfaat Zakat Infaq dan Shadaqah...........................................      5
D.    Hikmah Zakat Infaq dan Shadaqah............................................      6
E.     Ketentuan Zakat dan Asnafnya..................................................      6
1.      Rukun dan Syarat Zakat.......................................................      6
2.      Orang yang berhak menerima Zakat.....................................      7
BAB III PENUTUPAN
Kesimpulan .................................................................................      9
Saran  ..........................................................................................      9
DAFTAR PUSTAKA  .........................................................................      10


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Zakat merupakan salah satu pilar dari pilar islam yang lima, Allah SWT. telah mewajibkan bagi setiap muslim untuk mengeluarkannya sebagai penyuci harta mereka, yaitu bagi mereka yang telah memiliki harta sampai nishab (batas terendah wajibnya zakat) dan telah lewat atas kepemilikan harta tersebut masa haul (satu tahun bagi harta simpanan dan niaga, atau telah tiba saat memanen hasil pertanian).
Banyak sekali dalil-dalil baik dari al-quran maupun as-sunnah sahihah yang menjelaskan tentang keutamaan zakat, infaq dan shadaqah. Sebagaimana firman Allah taala yang berbunyi:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al Baqarah : 277 ).
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al Baqarah : 274 )
            Adapun hadist-hadits Nabi yang menjelaskan akan keutamaannya antara lain : Rasulullah SAW bersabda :
Dari Abu Huraira radhiyallahu `anhu , ia berka a “Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda : “Siapa yang bersedekah dengan sebiji korma yang berasal dari usahanya yang halal lagi baik (Allah tidak menerima kecuali dari yang halal lagi baik), maka sesungguhnya Allah menerima sedekah tersebut dengan tangan kanan-Nya kemudian Allah menjaga dan memeliharnya untuk pemiliknya seperti seseorang di antara kalian yang menjaga dan memelihara anak kudanya. Hingga sedekah tersebut menjadi sebesar gunung.” Mu afaq ’alaih.
B.       Rumusan Masalah
1.      Jelaskan Pengertian Zakat Infaq dan Shadaqah ?
2.      Apakah Perbedaan zakat, infaq dan shadaqah?
3.      Apakah Manfaat Zakat Infaq dan Shadaqah?
4.      Apakah Hikmah Zakat Infaq dan Shadaqah?
5.      Bagaimana Ketentuan wajib zakat dan ashnafnya?
6.      Siapakah Orang yang berhak menerima zakat (ashnaf)?

C.      Tujuan
1.      Untuk dapat mengetahui Pengertian Zakat Infaq dan Shadaqah.
2.      Untuk dapat mengetahui Perbedaan zakat, infaq dan shadaqah
3.      Untuk dapat mengetahui Manfaat Zakat Infaq dan Shadaqah
4.      Untuk dapat mengetahui Hikmah Zakat Infaq dan Shadaqah
5.      Untuk dapat mengetahui Ketentuan wajib zakat dan ashnafnya
6.      Untuk dapat mengetahui Orang yang berhak menerima zakat (ashnaf)
















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Zakat Infaq dan Shadaqah
1.      Pengertian Zakat
Secara etimologi zakat dapat diartikan berkembang dan berkah. Selain itu zakat juga dapat diartikan mensucikan sebagaimana dalam firman Allah SWT
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّهَا
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu (Q.S Asyams(91): 9)
     Sedangkan menurut istilah syar’i zakat berarti sesuatu yang dikeluarkan atas nama harta atau badan dengan mekanisme/kadar tertentu[1]. Kadar tertentu, misalnya, 2,5% (untuk zakat mal/zakat harta, zakat emas, zakat perak), 20% (untuk zakat barang temuan), 5% atau 10% (untuk zakat pertanian, tergantung tingkat kesulitan pengairannya), dan lain-lain. Sedangkan syarat tertentu adalah, misalnya, telah mencapai batas minimum (disebut nisab), dan telah dimiliki satu tahun, dan sebagainya. Sekali lagi, zakat sifatnya wajib
     Dalam pengertian bahasa, kata zakat (dalam bahasa Arab zakâh, dari kata kerja zakâ) berarti ‘penyucian’ atau ‘pengembangan’. Dari pengertian ini, harta seseorang yang telah dikeluarkan zakatnya menjadi bersih, karena tidak ada lagi “kotoran” yang sebenarnya bukan miliknya. Jiwa orang yang mengeluarkannya pun menjadi bersih. Dari pengertian ini pula, harta yang dikeluarkan zakatnya pada hakikatnya tidak berkurang, justru akan tumbuh berkembang. Belum pernah ada cerita orang menjadi miskin gara-gara mengeluarkan zakat. Zakat sendiri dibagi menjadi dua yaitu : a) Zakat Fitrah dan b) Zakat Mal, zakat mal sendiri dibagi lagi menjadi banyak seperti : zakat produktif, zakat profesi, zakat perternakan dsb
2.      Pengertian Infaq
Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu untuk kepentingan sesuatu. Sedangkan menurut istilah infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran islam[2]
Maka, Infaq juga bisa diartikan mengeluarkan sesuatu (harta) untuk suatu kepentingan yang baik, maupun kepentingan yang buruk. Ini sesuai dengan firman Allah yang menyebutkan bahwa orang-orang kafirpun meng "infak" kan harta mereka untuk menghalangi jalan Allah :
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّواْ عَن سَبِيلِ اللّهِ فَسَيُنفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُواْ إِلَى جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ
 “Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan” (Qs. Al Anfal : 36)

3.      Pengertian Shadaqah
Shadaqah adalah pemberian harta kepada orang-orang fakir, orang yang membutuhkan, ataupun pihak-pihak lain yang berhak menerima shadaqah,  tanpa disertai imbalan[3]
       Shadaqah, dari segi bahasa berasal dari akar kata kerja shadaqa atau bentuk nominal banyak ash-shidq yang berarti ‘kesungguhan’ dan ‘kebenaran’. Al-Qur’an menggunakan kata ini sebanyak lima kali dalam bentuk tunggal dan tujuh kali dalam bentuk jamak kesemuanya dalam konteks pengeluaran harta benda secara ikhlas. Sedekah sifatnya tidak wajib, melainkan sunnah, sangat dianjurkan. Tetapi, meski demikian, kata sedekah juga terkadang digunakan oleh al-Qur’an untuk makna pengeluaran harta yang wajib. Surah at-Taubah ayat 103 memerintahkan Nabi saw. mengambil zakat harta dari mereka yang memenuhi syarat-syarat. Demikian juga surah at-Taubah ayat 60 yang berbicara tentang mereka yang berhak menerima zakat dengan menggunakan kata (shadaqah) sedekah dalam arti zakat wajib.

B.       Perbedaan Zakat, Infaq dan Shadaqah
Menurut
Zakat
Infaq
Shadaqoh
Berdasarkan kewajibannya
Amal wajib
Amal tidak wajib
Amal tidak wajib
Waktu pembayarannya
Ditentukan
Kapan saja
Kapan saja
Berdasarkan ketentuannya
Memberikan sebagian harta dengan ketentuan tertentu
Membelanjakan hartanya untuk kepentingan diri sendiri dan keluarganya
Membelanjakan hartanya dijalan Allah

C.      Manfaat Zakat Infaq dan Shadaqah
1.         Sarana Pembersih Jiwa
Sebagaimana arti bahsa dari zakat adalah suci, maka seseorang yang berzakat, pada hakekatnyameupakan buktrhadap duninya dari upyanya untuk mensucikan diri;mensucikan diri dari sifat kikir, tamak dan dari kecintaan yang sangat terhadap dunianya , juga mensucikan hartanya dari hak-hak orang lain (QS.:103,70:24-25).
2.      Realisasi Kepedulian Sosial
Salah satu alasan esensial dalam Islam yang ditekankan untuk ditegakkan adalah hidupnya suasana? takaful dan tadhomun? (rasa sepenanggungan) dan hal tersebut akan bisa direalisasian dengan ZIS. Jika sholat berfungsi Pembina ke khusu’an terhadap Allah, maka ZIS berfungsi sebagai Pembina kelembutan hati seseorang terhadap sesama  (QS.9:71).

3.      Sarana Untuk Meraih Pertolongan Sosial
Allah SWT hanya akan memberikan pertolongan kepada hambaNya, manakala hambanya Nya mematuhi ajranNya.Dan diantara ajaran Allah yang harus ditaati adalah menunaikan ZIS.
4.      Ungkapan Rasa Syukur Kepada Allah
Menunaikan ZIS merupkan ungkapan syukur atas nikmat yang diberikan Allah kepada kita.

D.      Hikmah Zakat Infaq dan Shadaqah
1.      Menghindari kesenjangan sosial antara orang kaya dan kaum dhu'afa
2.      Membersihkan dan mengingkis akhlak yang buruk
3.      Alat membersih harta dan menjagah dari ketamakan orang jahat
4.      Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan
5.      Untuk pengembangan potensi umat
6.      Dukungan moral kepada orang yang baru masuk islam
7.      Menolong, membantu,dan membina kaum dhu'afa yang lemah

1.      Ketentuan Wajib Zakat dan Ashnafnya
2.      Rukun dan Syarat Zakat
Rukun  dimaksud adalah unsur-unsur yang terdapat dalam zakat yaitu[4] :
a)      Orang yang berzakat
b)      Harta yang dizakatkan
c)      Orang yang menerima zakat
Syarat-syarat zakat adalah ketentuan yang mesti terpenuhi dalam setiap unsur tersebut. Syarat-syarat tersebut diantaranya :
a)      Syarat orang yang berzakat (muzakki) adalah sebagai berikut : islam, telah baligh, berakal, memiliki harta yang memenuhi syarat.
b)      Syarat harta yang dizakatkan : harta yang baik, milik yang sempurna dari yang berzakat, telah mencapai nisab, telah tersimpan selama satu tahun qamariyah atau haul.
c)      Syarat orang yang menerima zakat (mustahiq) adalah jelas adanya, baik ia orang atau badan atau lembaga atau kegiatan[5].
3.      Orang yang berhak menerima zakat (ashnaf)
Menurut mahdzab syafii orang yang berhak menerima zakat ada 8 kelompok, yaitu :
1.      Fakir : orang yang tidak mempunyai harta dan usaha untuk mencukupi kebutuhannya.
2.      Miskin : orang yang memiliki harta atau usaha namun tidak mampu mencukupi kebutuhannya, dan hidupnya serba kekurangan.
3.      Amil : semua orang yang bekerja mengurus zakat, sedangkan dia tidak mendapat upah selain dari zakat itu.
4.      Muallaf : ada empat macam: (1) orang yang baru masuk islam dan masih lemah imannya,(2) orang islam yang berpengaruh dalam kaumnya, (3)orang yang menolak kejahatan orang yang anti zakat, (4) orang kafir yang ada harapan untuk masuk islam.
5.      Memerdekakan Budak : seorang yang hamba yang dijanjikan merdeka setelah menebus dirinya. Hamba itu diberi zakat sekedar untuk menebus dirinya.
6.      Orang yang berhutang: orang yang berhutang karena mendamaikan dua orang yang berselisih, orang yang berhutang untuk kepentingan dirinya sendiri pada keperluan yang mubah dan tidak maksiyat, orang yang berhutang untuk menjamin hutang orang lain.
7.      Ibnu sabil: orang yang berjuang dijalan allah untuk menegakkan agamanya, diberi zakat untuk keperluan hidupnya selama perjuangannya.
8.      Musafir: orang yang melakukan perjalanan jauh dan tidak dalam maksiyat mengalami kesengsaraan dalam perjalananya[6]
    



























BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan        
Dalam pengertian bahasa, kata zakat (dalam bahasa Arab zakâh, dari kata kerja zakâ) berarti ‘penyucian’ atau ‘pengembangan’. Infaq (bahasa Arabnya: infâq), maknanya lebih umum. Infak berarti ‘membelanjakan harta, uang, ataupun ben uk kekayaan yang lain, yang bersifat wajib maupun yang bukan wajib’. Shadaqah, dari segi bahasa berasal dari akar kata kerja shadaqa atau bentuk nomina verbanyaash-shidq yang berarti ‘kesungguhan’ dan ‘kebenaran’.
Manfaat Zakat Infaq dan Shadaqah ialah sebagai Sarana Pembersih Jiwa, Realisasi Kepedulian Sosial, Sarana Untuk Meraih Pertolongan Sosial, Ungkapan Rasa Syukur Kepada Allah.
Hikmah Zakat Infaq dan Shadaqah yaitu Menghindari kesenjangan sosial antara orang kaya dan kaum dhu'afa, Membersihkan dan mengingkis akhlak yang buruk, Alat membersih harta dan menjagah dari ketamakan orang jahat, ungkapan rasa syukur atas nikmat yang allah berikan, untuk pengembangan potensi ummat, dukungan moral kepada prang yang baru masuk islam, dan menolong, membantu,dan membina kaum dhu'afa yang lemah.

B.       Saran
Dalam makalah kami ini, masih banyak hal yang harus diperbaiki dan dikoreksi, materi-materi yang disajikan pun masih belum lengkap. Untuk itu kami sangat mengharapkan kontribusi positif untuk kemajuan kita bersama, karena kami tidak menunggu sempurna untuk melakukan sesuatu, tapi kami melakukan sesuatu untuk menuju kesempurnaan.






DAFTAR PUSTAKA

            Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas.2009. fiqh ibadah. jakarta: Amzah
            Rasyid, Sulaiman. 2009. fiqh islam. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
            Syarifuddin, Amir. 2010.Garis-garis Besar fiqh .Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
            Zuhri, Saifudin. Zakat di era reformasi.Semarang: Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo. 2012
            As-Shiddieqy, Hasbi.Pedoman Zakat.Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.2002.





[1] Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm.343
[2] Yunus, Mahmud. Al Fiqhul Wadhih  Juz II. (Padang: Maktabah As Sa’diyah Putra. 1936)
[3] Wahbah Zuhaili, Fiqh Imam Syafi’i, (Jakarta: Niaga Swadaya, 2010), hlm.433-434
[4] Hasbi as-Shiddieqy, Pedoman Zakat, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 6-7
[5] Amir Syarifuddin,Garis-garis Besar fiqh , (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010) hlm. 40
[6] Sulaiman Rasyid, fiqh islam, hlm.213-215

Tidak ada komentar:

Posting Komentar